Sabtu, 07 Agustus 2010

Hati hati dengan Hati

Saudariku yang kucintai, marilah sejenak kita merenungi beberapa faidah yang indah dari seorang ulama besar bernama Abu ‘Abdillah Muhammad bin Abi Bakr yang masyhur dengan nama Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Faidah-faidah berikut ini adalah mengenai hati manusia. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari faidah tersebut dan senantiasa memperbaiki hati kita.

* Seorang hamba tidaklah ditimpa dengan hukuman yang lebih berat daripada kerasnya hati dan jauhnya dari Allah.

* Neraka diciptakan untuk melelehkan hati yang keras.

* Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.

* Kerasnya hati disebabkan empat hal jika melebihi batas kebutuhan, yaitu: makan, tidur, mengobrol, dan bergaul. Sebagaimana halnya tubuh jika sakit maka makanan dan minuman tidak akan bermanfaat baginya, demikian juga hati jika sakit karena syahwat maka nasihat-nasihat tidak akan berpengaruh padanya.

* Barang siapa menginginkan kebersihan hati maka hendaklah dia mendahulukan Allah daripada syahwatnya.

* Hati yang bergantung pada syahwat maka tertutup dari Allah sesuai dengan kadar ketergantungannya terhadap syahwat tersebut.

* Hati yang paling dicintai Allah adalah hati yang paling halus, paling kuat, dan paling bersih.
* Manusia menyibukkan hatinya dengan dunia, seandainya mereka menyibukkan hatinya dengan Allah dan kampung akhirat niscaya akan jelaslah makna kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang tampak, sehingga mereka mendapatkan pengetahuan tentang hukum-hukum yang belum diketahui dan pengetahuan-pengetahuan yang bernilai.

* Jika hati diberi makan dengan dzikir, diberi minum dengan tafakkur, dan dibersihkan dari kerusakan, maka dia akan melihat keajaiban-keajaiban dan hikmah yang banyak.
* Runtuhnya hati disebabkan oleh lalai dan lupa, sedangkan tegaknya hati disebabkan oleh takut dan dzikir.

* Kerinduan kepada Allah dan perjumpaan dengan-Nya adalah angin sepoi-sepoi yang berhembus pada hati dan meniup kencang kilauan dunia darinya.

* Barangsiapa menempatkan hatinya di sisi Alah maka dia akan merasa tenang dan lega, dan barangsiapa yang memberikan hatinya pada manusia maka hatinya akan merasa bimbang dan gelisah.

* Kecintaan kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang di dalamnya terdapat kecintaan kepada dunia kecuali sebagaimana masuknya seekor unta ke dalam lubang jarum.

* Hati mempunyai enam tempat dan tidak ada tempat ketujuh padanya, yaitu tiga tempat yang rendah dan tiga tempat yang tinggi. Tiga tempat yang rendah itu adalah dunia yang menghiasinya, nafsu yang mengotorinya, dan musuh yang menghasutnya. Inilah tempat tinggal ruh yang rendah yang senantiasa berkeliling di dalamnya. Sedangkan ketiga tempat yang tinggi adalah ilmu yang memberi kejelasan untuknya, akal yang membimbingnya, dan ilah yang disembahnya , dan hati adalah pengembara di tempat tersebut.

* Hati ada dua jenis, yaitu: 1) hati yang merupakan singgasana Ar Rahman (Allah), di dalamnya terdapat cahaya, kehidupan, kebahagiaan, kegembiraan, keelokan, dan simpanan kebaikan; dan 2) hati yang merupakan singgasana setan, di sanalah terdapat kesempitan, kegelapan, kematian, kesedihan, duka cita, dan kecemasan. Hati jenis ini bersedih atas sesuatu yang lampau, cemas terhadap sesuatu yang akan datang, dan berduka cita terhadap segala hal yang terjadi sekarang.

Saudariku, setelah engkau membaca faidah-faidah di atas, bagaimanakah keadaan hatimu? Apakah ia baik-baik saja? Renungkanlah…

[Ummu Isma’il]

Dinukil dan diterjemahkan dari kitab Al Fawaaid (hal. 29, 95-96), Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Darul ‘Aqidah.

http://buletinzuhairoh.wordpress.com/2010/05/29/hati-hati-dengan-hati/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.